Ariel Sharon: 8 Tahun Koma, Akhir dari PM Israel Kontroversial

Ariel Sharon 8 Tahun Koma Akhir dari PM Israel Kontroversial

charltonhistoricalsociety.org, Ariel Sharon Perdana Menteri Israel yang terkenal karena kekejaman dan kontroversinya, menghabiskan delapan tahun terakhir hidupnya dalam penderitaan setelah koma akibat stroke. Tindakannya yang brutal terhadap rakyat Palestina membuatnya menjadi sosok yang ditakuti dan dikenang dengan ngeri, baik oleh mereka yang hidup di bawah pendudukan Israel maupun oleh masyarakat global.

Ariel Sharon: Simbol Kekerasan dan Kontroversi di Timur Tengah

Ariel Sharon Simbol Kekerasan dan Kontroversi di Timur Tengah

Sejak muda, Ariel Sharon aktif melakukan berbagai aksi kekerasan demi mendukung gerakan Zionis. Lahir di Kfar Malta, Palestina, pada 27 Februari 1928, Sharon tumbuh dalam keluarga yang sangat mendukung Zionisme. Pada usia 14 tahun, ia bergabung dengan kelompok bersenjata Haganah dan kemudian menjadi komandan militer yang ditakuti di Israel. Setelah memimpin serangan yang mengakibatkan pembantaian ribuan pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatila pada tahun 1982, orang-orang mulai menyebutnya “Penjagal dari Beirut.”

Sharon memulai karier politiknya dengan mulus dan berhasil menjadi Perdana Menteri Israel pada Februari 2001. Namun, kepemimpinannya selalu diselimuti kontroversi karena tindakan kejam dan kebijakan keras terhadap Palestina. Sharon terus menggunakan kekuatan militer ekstrem untuk mencapai tujuan politiknya, tanpa ragu mengorbankan nyawa warga sipil yang tak bersalah.

Nasib Tragis Ariel Sharon di Akhir Hidupnya

Pada Januari 2006, Sharon menderita stroke parah yang menyebabkan koma panjang. Selama delapan tahun, ia terbaring tak berdaya di rumah sakit, sementara tubuhnya terus memburuk akibat infeksi yang tak kunjung sembuh. Kondisinya yang terus memburuk seolah mencerminkan balasan atas kekejaman yang ia lakukan selama hidupnya. Meski dokter melakukan berbagai operasi dan perawatan intensif, kondisi Sharon tidak pernah membaik.

Selama koma, Sharon kehilangan kekuasaan yang dulu ia pegang dengan kuat. Namun, ingatan tentang teror yang ia sebarkan tetap hidup di benak rakyat Palestina yang menjadi korban kebijakannya. Kisah hidup Sharon mengingatkan dunia tentang bahaya kekuasaan yang di gunakan secara kejam dan sewenang-wenang.

Warisan Kekejaman yang Terus Membekas

Warisan Kekejaman yang Terus Membekas

Ariel Sharon meninggal pada 11 Januari 2014 setelah koma selama delapan tahun. Meski hidupnya berakhir secara tragis, dampak dari kekejamannya terus terasa hingga kini. Bagi banyak rakyat Palestina, Sharon tetap menjadi simbol kebiadaban yang membawa penderitaan tak berkesudahan. Bahkan setelah kematiannya, perdebatan tentang di rinya terus berlangsung di panggung politik internasional dan dalam ingatan mereka yang menderita akibat kebijakannya.

Lihat Juga  Mengenal Msbreewc, Sosok Viral yang Bikin Heboh Dunia Maya!

Akhir hidup Sharon yang penuh penderitaan menunjukkan ironi seorang pemimpin yang dulu memegang kendali dengan tangan besi, namun akhirnya tak mampu melawan kehancuran dari dalam tubuhnya sendiri. Meski Sharon telah tiada, bayangan kekejamannya masih menghantui mereka yang pernah merasakan dampaknya, dan luka yang ia tinggalkan masih belum sembuh.

Kesimpulan

Ariel Sharon, pemimpin yang terkenal karena kekejamannya, mengalami akhir hidup yang tragis setelah koma selama delapan tahun. Sepanjang kariernya, Sharon bertindak brutal dan menimbulkan luka mendalam bagi rakyat Palestina, menciptakan warisan penuh kontroversi. Meski tubuhnya hancur oleh penyakit, ingatan tentang kekejaman yang ia lakukan terus hidup. Nasibnya yang berakhir dalam penderitaan mencerminkan ironi seorang pemimpin yang pernah memegang kendali penuh, tetapi akhirnya tak mampu menghindari kehancurannya sendiri. Sharon memang telah tiada, tetapi dampak dari tindakannya akan terus menghantui banyak pihak.