charltonhistoricalsociety.org, Semarang Punya Jurus Rahasia Bernama Babat Gongso! Begitu kamu mencium aroma asap dari wajan yang lagi ngaduk babat pakai bumbu merah kecokelatan, kamu tahu ini bukan sekadar masakan. Ini jurus. Jurus pamungkas khas Semarang. Namanya? Babat Gongso. Walau terdengar sederhana, kamu bakal kaget saat suapan pertama nempel di lidah.
Kalau makanan lain butuh banyak gaya buat menarik perhatian, babat gongso cukup dengan satu hal: rasa yang nekat. Campuran pedas, manis, gurih, dan sensasi empuknya babat itu ibarat duet maut yang bikin perut kamu nyerah tanpa perlawanan. Dan hebatnya lagi, babat ini bukan cuma di masak ia di perlakukan seperti legenda hidup di atas wajan panas.
Dari situ, wajar kalau banyak perantau yang balik ke Semarang cuma demi nyicip babat gongso buatan warung legendaris di pojok gang. Sekali kena, susah lupa. Dan makin di cicip, makin yakin: ini bukan makanan biasa. Ini rahasia yang selama ini di simpan rapi oleh warga Semarang.
Dapur Sederhana, Tapi Resepnya Bisa Bikin Lidah Takluk
Mungkin dapurnya cuma tenda biru. Mungkin penggorengannya udah bolong di sana-sini. Tapi begitu bumbu masuk, dan suara cesss mulai terdengar, semua mata langsung tertuju. Tangan-tangan cekatan itu gak cuma ngaduk bahan, tapi seolah sedang meracik mantra yang aromanya bikin orang datang tanpa di panggil.
Ada bawang merah, ada bawang putih, ada kecap yang gak pelit. Dan tentu saja, cabai rawit yang jumlahnya kayak main dadu kadang bikin nangis, kadang bikin keringetan sampai leher. Tapi begitulah kejutannya. Setiap porsi babat gongso adalah pengalaman yang enggak bisa di prediksi. Kadang pedasnya galak, kadang manisnya manja, dan kadang dua-duanya muncul sekaligus dalam satu gigitan.
Tak semua orang bisa memasak babat hingga empuk tanpa amis. Tapi di tangan orang Semarang yang sudah turun-temurun menghidangkan ini, kesalahan seperti itu nyaris tak pernah terjadi. Tekniknya di turunkan, di rahasiakan, lalu di sempurnakan oleh waktu.
Babat Gongso, Si Pendiam yang Sering Disangka Biasa
Bentuknya memang gak neko-neko. Gak ada plating ala chef bintang lima. Tapi justru itu kekuatannya. Babat gongso tampil rendah hati, tapi setelah di coba, di a menampar keras lewat rasanya. Bahkan beberapa orang bilang, “Ini satu-satunya masakan yang bikin aku lupa nasi.” Gak lebay, karena daging babatnya udah cukup berdiri sendiri tanpa harus di dukung lauk tambahan.
Dan uniknya, meskipun banyak daerah punya olahan babat sendiri, cuma di Semarang yang berhasil menggabungkan teknik tumis pedas-manis ini ke level yang bikin kangen. Mungkin karena faktor udara pantura, atau mungkin karena sejarah panjang kota yang penuh kejutan rasa. Yang jelas, babat gongso bukan turunan dari masakan lain. Ia lahir dari jalur utama kuliner Semarang itu sendiri.
Perjalanan Babat Gongso dari Gang Sempit ke Meja Elit
Dulu, babat gongso cuma di jual di warung kaki lima. Sekarang? Dia sudah hadir di menu hotel berbintang. Walaupun tetap lebih nikmat di santap di warung dengan kipas angin usang, babat gongso udah naik kasta. Tapi rasanya tetap konsisten: brutal dan penuh kejutan.
Bahkan dalam banyak festival kuliner, babat gongso selalu muncul sebagai jagoan yang di tunggu-tunggu. Sekali mangkok kosong, antrean pun langsung memanjang. Mungkin karena makanan ini bukan sekadar kenyang, tapi karena ia membawa rasa rumah yang hanya bisa di rasakan oleh mereka yang pernah tumbuh di pinggiran Kota Semarang.
Tak bisa di sangkal, evolusi babat gongso telah menginspirasi banyak kreasi baru dari nasi goreng babat gongso, roti lapis babat, hingga burger babat. Tapi tetap saja, jurus asli dari dapur Semarang tak tergantikan. Sentuhan lokal itu susah di tiru meski bahan sama.
Kesimpulan
Kalau kamu pernah ke Semarang tapi belum coba babat gongso, itu ibarat nonton konser tapi telat pas lagu pamungkas. Ada yang kurang. Babat gongso bukan sekadar makanan berat. Ia adalah pernyataan rasa. Ia adalah sejarah di atas piring. Dan yang paling penting: ia adalah jurus rahasia yang tak sembarang lidah bisa tangani.
Entah kamu penggemar makanan pedas, pencinta kuliner klasik, atau sekadar pencari rasa baru, babat gongso harus masuk daftar incaran. Karena sekali kamu makan, kamu gak cuma kenyang kamu akan tahu, bahwa Semarang memang menyimpan rahasia yang pedas, dalam, dan tak gampang di lupakan.